Tips Kelola Keuangan Toko Kelontong dan Warung

Anda memiliki toko kelontong dan warung? Apakah selama ini Anda sering mengalami banyak produk yang terjual namun jumlah uang kas hasil penjualan tetap sedikit, sehingga menjadi sebuah kesulitan ketika Anda ingin berbelanja untuk produk baru?

Hal ini memang sering kali terjadi. Dan jika tidak segera ditangani maka akan mengancam kelangsungan usaha Anda. Situasi seperti ini bisa terjadi akibat dari kurang efektif dan teliti dalam hal mengelola aliran keuangan yang ada di toko kelontong Anda.

Secara umum, toko kelontong atau warung mengelola keuangannya dengan cara yang sederhana. Jika Anda berharap cashflow dalam toko Anda bisa terkelola dengan baik, maka Anda perlu mengetahui tips untuk mengelola keuangan bisnis kelontong. Berikut penjelasan lebih jelasnya lagi:

1. Meminimalisir Stok Barang

Terlalu banyak menyetok barang maka akan membuat uang Anda mengendap di produk tersebut. Meskipun nantinya produk tersebut juga akan terjual, namun dalam melakukan penyetokan juga harus sesuai dengan jumlah permintaan pada barang tersebut.

Contoh kecilnya adalah untuk produk mie instan. Beberapa toko grosir memperbolehkan mengambil 1 dus dengan varian yang berbeda. Seperti 1 dus mie instan yang berisi 40 buah diisi dengan 2 pembagian rasa, yakni 20 mie goreng dan 20 mie kuah. Amatilah produk mana yang cepat habis, maka disitulah Anda bisa melakukan stock 1 dus per satu varian.

2. Utamakan Tunai

Meskipun usaha Anda hanya berbasis toko kelontong ataupun warung, namun usahakan selalu menghindari hutang dan mengutamakan pembayaran tunai. Hal ini juga akan sangat berpengaruh pada keuangan bisnis kelontong yang Anda miliki.

Dengan hanya menerima pembayaran tunai, maka perputaran uang seperti modal dan laba rugi juga akan semakin mudah untuk dikoreksi. Berbeda dengan menerapkan pembayaran secara kredit, maka Anda tidak bisa memastikan kapan orang tersebut bisa membayar sehingga keuntungan yang Anda dapatkan juga tidak jelas.

3. Pisahkan Rekening Pribadi dan Rekening Usaha

Hal yang satu ini sangat penting untuk dilakukan. Dengan memisahkan keuangan bisnis kelontong dengan keuangan pribadi yang Anda miliki, maka laju pertumbuhan usaha Anda akan lebih mudah untuk dikontrol.

Anda yang masih menganggap remeh hal ini karena berpikiran bahwa lebih tau mana uang pribadi dan uang usaha meskipun menyatukannya, maka harus segera mengubah pola pikir tersebut.

Sekecil apapun masalah yang Anda anggap remeh, jika terlalu lama dibiarkan maka hal itu akan menjadi sebuah masalah besar. Ketika masalah sudah membesar maka Anda akan lebih sulit untuk menanganinya.

4. Catat Pemasukan dan Pengeluaran

Memang sudah menjadi keharusan bahwa pencatatan mengenai segala bentuk pemasukkan dan pengeluaran dicatat sejak usaha pertama beroperasi. Hal ini memiliki tujuan agar Anda lebih bisa mengontrol perputaran uang dari segala bentuk transaksi.

Pencatatan yang rapi dan teliti akan semakin memudahkan Anda untuk bisa memikirkan langkah-langkah kedepan, dan mengambil kebijakan untuk bisa lebih mengembangkan usaha yang Anda miliki.

Umumnya, pencatatan dilakukan tiap kali terdapat transaksi. Atau jika tidak, Anda bisa menulis pada catatan kecil untuk setiap transaksi, kemudian dimasukan pada buku rekapan setelah toko selesai beroperasi.

Hasil rekapan harian tersebut kemudian dievaluasi setiap minggu untuk bisa mengetahui arus keuangan bisnis kelontong Anda, dan mengetahui berapa keuntungan yang diperoleh. Selain itu, Anda juga bisa mengetahui berapa uang yang keluar untuk keperluan modal belanja.

Apabila ingin laporan keuangan toko Anda tercatat dengan rapi, gunakan aplikasi akuntansi. Karena dengan aplikasi tersebut, segala bentuk transaksi akan dikerjakan secara otomatis. Selain bisa menghemat waktu, juga bisa meminimalisir kekeliruan Anda dalam melakukan penghitungan.

5. Tentukan Persentase Keuntungan

Ketika sudah berhasil memisahkan antara keuangan pribadi dengan keuangan bisnis, maka sekarang saatnya Anda menentukan berapa persentase keuntungan yang akan Anda gunakan untuk kebutuhan warung agar semakin berkembang.

Dari keuntungan yang sudah diperoleh dan tercatat, maka cobalah untuk mengalokasikan keuangan bisnis kelontong Anda tersebut dengan menganut perbandingan 10:10:20:30:30. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:

  1. 10% dari keuntungan digunakan untuk kegiatan amal zakat
  2. 10% berikutnya digunakan untuk tabungan yang tidak boleh diambil, yang jika sudah terkumpul bisa untuk investasi
  3. 20% digunakan kembali untuk perputaran toko agar lebih berkembang
  4. 30% untuk membayar cicilan atau hutang (jika ada) jika tidak ada, bisa ditambahkan untuk tabungan
  5. 30% untuk keperluan pribadi

Berdasarkan persentase di atas, Anda hanya bisa menggunakan hasil keuntungan untuk keperluan pribadi sebesar 30% saja. Kebutuhan setiap orang mungkin berbeda-beda, namun alangkah baiknya jangan terlalu banyak mengambil keuntungan untuk keperluan pribadi agar bisnis Anda bisa lebih cepat berhasil.

6. Gaji Diri Anda Sendiri

Mungkin dengan melakukan perbandingan seperti persentase diatas cukup rumit untuk Anda lakukan. Akan tetapi bagaimana cara lain untuk bisa menikmati keuntungan namun keuangan bisnis kelontong Anda tetap terkondisikan?

Setelah melakukan pencatatan mengenai keuntungan yang Anda peroleh setiap bulannya, pastikan terlebih dahulu jika keuntungan tersebut stabil dan tidak mudah naik turun setiap bulannya.

Jika sudah benar-benar mengetahui berapa keuntungan yang didapatkan, maka dari situlah Anda bisa memperkirakan berapa yang bisa Anda ambil untuk memenuhi kebutuhan pribadi Anda.

Namun apabila kondisi keuntungan Anda fluktuatif atau naik turun, alangkah baiknya jika Anda menggunakan untuk keperluan pribadi hanya sebesar 20% dari omset warung. Hal ini untuk mengantisipasi jika omset mengalami penurunan, maka Anda tidak begitu merasa terbebani.

7. Menerapkan Sistem FIFO

Sistem FIFO merupakan singkatan dari sistem First In First Out. Hal ini berarti, barang yang pertama masuk itulah yang harus keluar terlebih dahulu.sistem ini memiliki tujuan untuk bisa meminimalisir adanya barang yang rusak maupun berjamur.

Dengan sistem ini pula, Anda jadi tidak memiliki penumpukan stok. Terlebih jika toko kelontong Anda banyak menjual barang berupa makanan ringan yang memiliki tanggal kadaluarsa dan cenderung mudah rusak.

8. Hindari Utang Usaha

Apabila Anda ingin usaha yang sedang Anda  tekuni bisa dikelola dan berjalan dengan baik, alangkah lebih baiknya jika Anda menghindari hutang usaha. Meskipun berhutang dengan tujuan mengembangkan usaha sah saja untuk dilakukan, namun hal tersebut memerlukan pertimbangan yang matang.

Hutang usaha akan memberi dampak fatal apabila Anda tidak bisa melunasinya. Lebih lagi juga akan berpengaruh terhadap perhitungan keuangan bisnis kelontong yang Anda jalani.

9. Hindari Uang Menginap di Karyawan

Apabila Anda mempekerjakan seorang karyawan untuk toko Anda, maka jangan sampai Anda membiarkan uang toko menginap di karyawan. Karena biasanya uang yang sudah dibawa pulang oleh karyawan rentan sekali untuk dipakai.

Meskipun tidak baik berburuk sangka, namun karyawan bisa saja tergiur untuk menggunakan uang tersebut dengan alasan keluarga sakit dan keperluan mendesak. Bahkan yang paling fatal adalah langsung membawa kabur uang tersebut.

Kesimpulan yang bisa didapat dengan cara mengelola keuangan bisnis kelontong ini adalah, transaksi apapun yang berkaitan dengan toko harus dilakukan pencatatan sekecil apapun transaksi tersebut.

Karena salah satu kunci dari suksesnya usaha yang Anda miliki adalah adalah dengan tidak sembarangan menggunakan uang warung, dan melakukan pencatatan yang tersusun rapi, jelas dan teliti.


Mau Gabung jadi Outlet Toko Modern Fastpay ? Dapatkan berbagai macam keuntungannya dan kelengkapan fiturnya. 8 LAYANAN hanya dalam 1 AKSES! KLIK DISINI

banner Tips Kelola Keuangan Toko Kelontong dan Warung
Sebarkan artikel ini